Sabtu, 30 Juni 2012

Jangan Jadikan Kami Yatim Iman dan Yatim Amal Shaleh


Ya Allah.....
Di malam yang gelap ini, di saat-saat keluarga kami, saudara-saudari kami sedang nyenyak dalam tidurnya, hamba memuji Mu dan mengucapkan Shalawat untuk kekasih Mu Nabi kami Muhammad SAW...
Kami memohon kepada Mu Ya Allah...
Bukakanlah hati kami untuk mendekatkan diri kami kepada Mu...

Ya Allah...
Seperti Engkau selalu curahi kami dengan nikmat yang tiada pernah putus, curahi pula kami syukur yang mengiringi curahan nikmat-nikmat Mu ini...
Ya Allah...
Kenalkanlah kami kepada nikmat-nikmat Mu ketika adanya, dan janganlah Engkau kenalkan ketika sirnanya...

Ya Allah...
Kami telah melupakan nikmat sehat dan nikmat lapang waktu ketika keduanya menyertai kami, dikala kami sakit barulah kami sadar ternyata sehat dan lapang waktu itu adalah nikmat yang lebih agung daripada dunia dan isinya...
Ya Allah...
Apalah artinya dunia dan isinya bagi kami, sedangkan kami menderita berbagai macam penyakit...

Ya Allah...
Kemarin perhatian kami hanyalah tertumpu pada urusan kehidupan dunia yang akan kami tinggalkan, padahal negeri akhirat jauh lebih baik daripada dunia dan ialah (negeri akhirat) yang kekal abadi...

Ya Allah...
Dekatkanlah kami kepada ulama yang mendekatkan kami kepada Mu, ulama yang menyembuhkan kami dari penyakit yang menyerang hati dan jiwa kami, supaya kami terhindar dari neraka dan terhindar dari sakit dan penyakit-penyakit lahir.
Ya Allah...
Sembuhkanlah kami dari segala macam penyakit lahir dan bathin...

Ya Allah...
Berilah kami ulama yang menunjuki kami kepada hidayah Mu dan kepada iman dan amal shaleh...
Karna tanpa guru, tentu kami menjadi orang yang bodoh. Tanpa ulama yang menerangi hidup kami, tentu kami seperti tunanetra yang berjalan tak tahu arah tujuan. Tanpa ulama, tentu kami akan seperti hewan yang pekerjaannya hanya mencari makan, tidur, dan melahirkan...

Ya Allah...
Malam yang penuh Rahmat dan Magfirah Mu sudah di ambang pintu, sedang kami masih terlena dalam selimut kelupaan...

Ya Allah...
Ingatkan kami untuk selalu mengingat Mu, bangunkan kami untuk berdiri dan duduk bersimpuh di hadapan Mu...
Ampuni kami Ya Allah...
Sayangi kami Ya Allah...
Jangan jadikan kami yatim iman dan yatim amal shaleh...



Bingkisan Rindu Padamu Ya Rasulullah

Duhai laut tak bertepi...
Ku ciduk air darimu...
Ku jadikan tinta...
Ku ukir huruf menjelma kata...
Ku rangkai  untaian mutiara...

Duhai kawan...
Ini bukan badai yang coba menggulung gelombang
Ini bukan ombak yang coba pecahkan karang
Ini hanya setetes embun sebagai bingkisan rindu
Pada kawan yang berlayar meniti buih
Menyongsong harapan tuk raih mutiara kasih

Duhai laut tak bertepi...
Setetes embun tak ada arti
Namun…
Ku berharap menjadi penyejuk sukma yang lara
Karena menanggung rindu agar aku tenggelam dalam lautmu

Seindahmu tidak pernah dilihat oleh mataku, dan
Seafdhalmu tidak pernah dilahirkan oleh seorang perempuan
Engkau diciptakan bebas dari keaiban, seakan-akan engkau diciptakan atas kehendakmu sendiri Ya Rasulullah

Hanya untuk Allah...
Pencipta semua makhluk pujian dan ungkapan rasa syukur
Ketika Dia telah mengutus manusia pilihan untuk semua bangsa
Tidaklah tersembunyi lagi kecintaanku untuk baginda Rasul
Bagaikan bulan purnama di kegelapan malam
 
Atau apakah karena terkenang beberapa tetangga yang
Tinggal di kampung Dzi Salami
Hingga engkau cucurkan air mata yang mengalir dari kelopak matamu bercampur dengan darah...

Demi Allah, Seandainya Kamu Mengetahui Apa yang Aku Ketahui Pastilah Kamu Banyak Menangis dan Sedikit Tertawa

Di suatu hari di jaman Rasulullah seperti biasanya, Jibril datang menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa alihi wasallam. Namun, kali ini kedatangan Jibril dengan muka yang agak pucat seperti orang ketakutan, sehingga membuat Rasulullah bertanya kepada Jibril, "Ada apa wahai Jibril, aku melihatmu berubah muka?” tanya Rasul. Jibril pun menjawab, "Sesungguhnya Allah memerintahkan aku untuk meniup neraka."

Mendengar itu Rasulullah tertarik dan balik meminta kepada Jibril untuk mensifatkan Neraka Jahannam itu. 

Jibril berkata, "Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk meniup neraka selama seribu tahun, maka aku tiup sehingga ia menjadi sangat merah. Kemudian, aku tiup lagi seribu tahun,  sehingga ia menjadi  putih dan sangat panas, kemudian aku tiup lagi seribu tahun sehingga ia menjadi hitam gelap. Wahai Muhammad, seandainya hanya sebesar lubang jarum dari api neraka diletakan di atas bumi niscaya semua penduduk bumi ini akan mati terbakar. Wahai Muhammad, seandainya satu rantai yang disebutkan Allah dalam Al-Qur'an ditaruh di atas sebuah bukit niscaya ia akan jatuh menembus bumi di sebelahnya. Wahai Muhammad, seandainya satu dari penduduk neraka ditempatkan di bumi niscaya semua penduduk bumi akan mati karena mencium bau busuknya.”

Setelah mendengar semua itu Rasulullah meminta kepada Jibril untuk menghentikan pembicaraan karena khawatir jantung Beliau terputus, kemudian Beliau mengangkat kepala dan memandang kepada Jibril dan beliau melihat Jibril sedang menangis.

Rasulullah keheranan dan bertanya, "Engkau menangis wahai Jibril dengan kedudukan engkau di sisi Allah, bukankah Allah telah mensifatkan engkau dalam Al-Qur'an dengan Firman-Nya: “Mereka itu (para Malaikat) tidak pernah durhaka kepada  Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Jibril pun menjawab, “Tapi aku tidak mengetahui di dalam ilmu Allah barangkali aku seperti Harut dan Marut, atau barangkali aku dalam ilmu Allah seperti Iblis,  yang mana Iblis dahulunya adalah makhluk yang patuh dan taat.”

Nabi berpikir, benar juga. Ternyata Nabi Shallallahu 'Alaihi wa alihi Wassalam pun menangis dan terus menangis sampai keduanya mendengar suara, ”Ya Jibril,  ya Muhammad, sesungguhnya Allah telah mengamankan kalian berdua dari mendurhakai-Nya.” Setelah mendengar suara itu barulah keduanya lega, Jibril pun naik ke langit, sedang Nabi Muhammad keluar rumah dengan mata yang kemerahan bekas menangis.

Di luar rumah Rasulullah menemukan sekelompok Orang-orang Anshar sedang asyik tertawa, beliau menegur, "Wahai Anshar, mengapa kamu tertawa, sedang di belakang kamu ada api neraka, Demi Allah seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui pastilah kamu banyak menangis dan sedikit tertawa dan kamu akan naik ke tempat-tempat yang tinggi untuk memohon perlindungan kepada Allah.”

Rabu, 27 Juni 2012

“Jadikan Diri Kami Seperti Ramadhan yang Selalu Datang dengan Kebaikan”

Tausyiah dan Doa Muqaddam Tijaniyyah Kalimantan untuk para ikhwan dan akhwat menjelang Nisfu Sya'ban 1433 Hijriah



Siap-siaplah menerima kehancuran rumah tangga, bila hidup tanpa ada ketakwaan kepada Allah... Siap-siaplah menerima siksa Allah, bila Dia didurhakai...
Siap-siaplah dicabut nikmat, bila Allah tidak disyukuri...
Siap-siaplah untuk kecewa dan sakit hati, bila manusia, harta, tempat tinggal dicintai melebihi Allah dan Rasul-Nya... 

Kita bukanlah binatang ternak yang kerjanya hanya mencari makan, tidur, dan berkembang biak, tapi kita adalah manusia yang diciptakan Allah untuk mensyukuri nikmat-Nya dengan ibadah.
Kita adalah  manusia yang diberi Allah akal, maka letakkanlah akal ini di kepala, dan jangan letakkan di tempat lainnya. Akal inilah yang menjadikan martabat kita manusia seperti Malaikat. 

Mengapa kita sendiri yang menyiksa diri kita dengan menjauhkan diri dari kasih sayang Allah...???

Mengapa kita mendurhakai-Nya, padahal kita sendiri tidak menyukai bila didurhakai oleh anak dan isteri kita, atau bahkan oleh bawahan kita....???

Hidup ini adalah modal kita untuk berbuat baik. Bangunlah dan sadarlah wahai diriku...
Nishfu Sya'ban sudah di ambang pintu. Ia datang untuk mengingatkan kita, bahwa bersiap-siaplah untuk menyambut tamu mulia yang datang membawa banyak kebaikan....

Ayo mari kita merubah diri kita ke arah yang lebih baik...

Tidak inginkah kita esok hari menjadi orang yang berkarya dan sukses dalam karya kita...???
Tidak inginkah kita menjadi orang yang berbahagia...???

Mengapa orang yang tidak pernah berbuat baik kepada kita namun kita mencintainya...???
Tapi sebaliknya, justru Allah yang kebaikan-Nya seumur hidup kita malah kita singkirkan...???
Allah dengan segala kasih sayang-Nya tidak kita perdulikan, tetapi orang yang dengan segala kebohongannya mengatakan, "Aku Cinta Padamu" malah itu yang tidak dapat dilupakan...???
Betapa bodohnya diri ini....

Mana kebaikanmu, mana pengorbananmu, dan mana jerih payahmu, bila kamu benar-benar mencintai Allah....???
Kita bukanlah anjing yang diusap-usap majikannya lalu ia mengiringi majikannya. Tapi kita ini manusia yang sangat banyak menerima kebaikan Allah.
Sadarlah wahai diriku, sambutlah Nisyfu Sya'ban dengan membersikan diri....
Minta ampun dan mintalah Rahmat-Nya....
Sambutlah kebaikan Ramadhan dengan amal yang lebih baik....
 

Ya Allah jadikanlah diri kami seperti Ramadhan yang selalu datang dengan segala kebaikan Mu...