Sabtu, 30 Juni 2012

Demi Allah, Seandainya Kamu Mengetahui Apa yang Aku Ketahui Pastilah Kamu Banyak Menangis dan Sedikit Tertawa

Di suatu hari di jaman Rasulullah seperti biasanya, Jibril datang menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa alihi wasallam. Namun, kali ini kedatangan Jibril dengan muka yang agak pucat seperti orang ketakutan, sehingga membuat Rasulullah bertanya kepada Jibril, "Ada apa wahai Jibril, aku melihatmu berubah muka?” tanya Rasul. Jibril pun menjawab, "Sesungguhnya Allah memerintahkan aku untuk meniup neraka."

Mendengar itu Rasulullah tertarik dan balik meminta kepada Jibril untuk mensifatkan Neraka Jahannam itu. 

Jibril berkata, "Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk meniup neraka selama seribu tahun, maka aku tiup sehingga ia menjadi sangat merah. Kemudian, aku tiup lagi seribu tahun,  sehingga ia menjadi  putih dan sangat panas, kemudian aku tiup lagi seribu tahun sehingga ia menjadi hitam gelap. Wahai Muhammad, seandainya hanya sebesar lubang jarum dari api neraka diletakan di atas bumi niscaya semua penduduk bumi ini akan mati terbakar. Wahai Muhammad, seandainya satu rantai yang disebutkan Allah dalam Al-Qur'an ditaruh di atas sebuah bukit niscaya ia akan jatuh menembus bumi di sebelahnya. Wahai Muhammad, seandainya satu dari penduduk neraka ditempatkan di bumi niscaya semua penduduk bumi akan mati karena mencium bau busuknya.”

Setelah mendengar semua itu Rasulullah meminta kepada Jibril untuk menghentikan pembicaraan karena khawatir jantung Beliau terputus, kemudian Beliau mengangkat kepala dan memandang kepada Jibril dan beliau melihat Jibril sedang menangis.

Rasulullah keheranan dan bertanya, "Engkau menangis wahai Jibril dengan kedudukan engkau di sisi Allah, bukankah Allah telah mensifatkan engkau dalam Al-Qur'an dengan Firman-Nya: “Mereka itu (para Malaikat) tidak pernah durhaka kepada  Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Jibril pun menjawab, “Tapi aku tidak mengetahui di dalam ilmu Allah barangkali aku seperti Harut dan Marut, atau barangkali aku dalam ilmu Allah seperti Iblis,  yang mana Iblis dahulunya adalah makhluk yang patuh dan taat.”

Nabi berpikir, benar juga. Ternyata Nabi Shallallahu 'Alaihi wa alihi Wassalam pun menangis dan terus menangis sampai keduanya mendengar suara, ”Ya Jibril,  ya Muhammad, sesungguhnya Allah telah mengamankan kalian berdua dari mendurhakai-Nya.” Setelah mendengar suara itu barulah keduanya lega, Jibril pun naik ke langit, sedang Nabi Muhammad keluar rumah dengan mata yang kemerahan bekas menangis.

Di luar rumah Rasulullah menemukan sekelompok Orang-orang Anshar sedang asyik tertawa, beliau menegur, "Wahai Anshar, mengapa kamu tertawa, sedang di belakang kamu ada api neraka, Demi Allah seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui pastilah kamu banyak menangis dan sedikit tertawa dan kamu akan naik ke tempat-tempat yang tinggi untuk memohon perlindungan kepada Allah.”

1 komentar:

  1. Subhanallah....Maha Benar Allah...kita manusia banyak yg tertawa-tawa karena hawa nafsu...Astaghfirullah

    BalasHapus